“ Tersimpan
makna di satu bulir derai air mata, waktu itu ”
Kabar
petang itu mengundang bulir-bulir itu untuk mengalir ria
Mengalir
membasahi sayap. Asa pun masihlah angan yang berjajar rapi di benak.
Masuk di
perguruan tinggi negri impian
Tembok keraguan
yang dibangun luluh lantak diterpa kabar petang itu
Sayap
yang menunggu di pojok impian , berterbang menjulang ke asa,
sedang
sayap yang basah tetaplah basah, mencoba mengeringkan
Namun
hanya sebagian yang biasa. Selebihnya?
Entahlah…
Tersimpan
satu bulir air mata dalam hati.
Pasti bisa!
Diterbitkan di Koran Waspada
Medan, 8 Maret 2015